Langkah-Langkah Agar Tidak

Ketipu Agregator Musik Bodong

panduan untuk musisi independen agar tidak dikerjai oleh distributor abal-abal

Dunia distribusi musik digital bisa terlihat glamor di permukaan: janji masuk Spotify, promosi besar-besaran, hingga ratusan playlist dalam waktu semalam. Tapi di balik semua itu, banyak agregator bodong yang justru memanfaatkan musisi yang masih mencari pijakan.

 

Agar tidak terjebak dalam janji-janji palsu dan kehilangan hak atas karya sendiri, berikut beberapa langkah penting yang perlu diperhatikan.

1. Pahami Apa Itu Agregator Musik

Agregator adalah pihak ketiga yang menjembatani musikmu ke platform streaming seperti Spotify, Apple Music, Deezer, dan lainnya. Tapi tidak semua agregator punya niat baik—beberapa hanya ingin mengunci katalog kamu tanpa transparansi.

 

Kalau kamu tidak bisa menjelaskan “apa yang kamu tanda tangani”, jangan tanda tangan apa pun dulu.

1. Pahami Apa Itu Agregator Musik

Agregator adalah pihak ketiga yang menjembatani musikmu ke platform streaming seperti Spotify, Apple Music, Deezer, dan lainnya. Tapi tidak semua agregator punya niat baik—beberapa hanya ingin mengunci katalog kamu tanpa transparansi.

 

Kalau kamu tidak bisa menjelaskan “apa yang kamu tanda tangani”, jangan tanda tangan apa pun dulu.

2. Cek Legalitas & Track Record

Selalu cari tahu reputasi mereka. Apakah mereka punya kontrak resmi tertulis? Siapa saja artis yang pernah mereka tangani? Ada testimoni valid dari musisi lain, atau hanya testimoni generik di website mereka? Apakah alamat, email, dan nama badan usaha mereka bisa diverifikasi?

 

Kalacemeti hanya bekerja sama dengan agregator yang bisa diaudit dan punya rekam jejak bersih—bukan sekadar janji manis di bio Instagram.

2. Cek Legalitas & Track Record

Selalu cari tahu reputasi mereka. Apakah mereka punya kontrak resmi tertulis? Siapa saja artis yang pernah mereka tangani? Ada testimoni valid dari musisi lain, atau hanya testimoni generik di website mereka? Apakah alamat, email, dan nama badan usaha mereka bisa diverifikasi?

 

Kalacemeti hanya bekerja sama dengan agregator yang bisa diaudit dan punya rekam jejak bersih—bukan sekadar janji manis di bio Instagram.

3. Hindari Sistem Revenue Sharing yang Tidak Transparan

Beberapa agregator menawarkan pembagian hasil yang tidak jelas. Misalnya, “kami akan bantu promosi, nanti revenue dibagi” tanpa menjelaskan berapa persen, berapa lama, dan siapa yang pegang kendali. Waspadai kalimat samar seperti:

 

  • “Kita bantu rilis gratis, nanti kita ngobrol soal fee-nya”

  • “Kita invest dulu deh, kamu fokus berkarya aja”

  • “Kita masukin ke 300 playlist”

 

Kalau kamu tidak pegang akses dashboard Spotify for Artists sendiri, berarti kamu tidak pegang kendali.

3. Hindari Sistem Revenue Sharing yang Tidak Transparan

Beberapa agregator menawarkan pembagian hasil yang tidak jelas. Misalnya, “kami akan bantu promosi, nanti revenue dibagi” tanpa menjelaskan berapa persen, berapa lama, dan siapa yang pegang kendali. Waspadai kalimat samar seperti:

 

  • “Kita bantu rilis gratis, nanti kita ngobrol soal fee-nya”

  • “Kita invest dulu deh, kamu fokus berkarya aja”

  • “Kita masukin ke 300 playlist”

 

Kalau kamu tidak pegang akses dashboard Spotify for Artists sendiri, berarti kamu tidak pegang kendali.

4. Hindari Kontrak Eksklusif yang Mengikat Seumur Hidup

Ada agregator yang menyisipkan klausul jebakan: kamu tidak bisa mencabut rilisan, tidak bisa pindah distributor, atau bahkan mereka pegang hak cipta. Pastikan kamu punya opsi opt-out dan take down kapan pun, tanpa biaya tambahan.

 

Kalacemeti selalu memastikan bahwa hak cipta tetap 100% milik musisi.

4. Hindari Kontrak Eksklusif yang Mengikat Seumur Hidup

Ada agregator yang menyisipkan klausul jebakan: kamu tidak bisa mencabut rilisan, tidak bisa pindah distributor, atau bahkan mereka pegang hak cipta. Pastikan kamu punya opsi opt-out dan take down kapan pun, tanpa biaya tambahan.

 

Kalacemeti selalu memastikan bahwa hak cipta tetap 100% milik musisi.

5. Waspadai "Label Indie" Bohongan

Beberapa agregator menyamar jadi label kecil yang katanya “mewakili musisi underground”. Padahal mereka hanya ambil lagu sebanyak mungkin, masukin ke sistem, lalu diam. Tidak ada kurasi, tidak ada pengembangan, tidak ada komunikasi setelah rilis.

 

Kalau ingin masuk melalui label kolektif, pastikan mereka bukan sekadar “broker musik” tapi benar-benar punya visi kurasi—seperti Kalacemeti Records yang bekerja selektif, satu rilisan satu ekosistem.

 

Label yang tidak kenal karyamu tapi ingin merilis semua lagumu? Lari.

5. Waspadai "Label Indie" Bohongan

Beberapa agregator menyamar jadi label kecil yang katanya “mewakili musisi underground”. Padahal mereka hanya ambil lagu sebanyak mungkin, masukin ke sistem, lalu diam. Tidak ada kurasi, tidak ada pengembangan, tidak ada komunikasi setelah rilis.

Kalau ingin masuk melalui label kolektif, pastikan mereka bukan sekadar “broker musik” tapi benar-benar punya visi kurasi—seperti Kalacemeti Records yang bekerja selektif, satu rilisan satu ekosistem.

 

Label yang tidak kenal karyamu tapi ingin merilis semua lagumu? Lari.

Musik adalah jiwa. Jangan berikan jiwamu ke tangan yang tidak jelas. Jika kamu ingin distribusi digital yang transparan, etis, dan tetap menjaga integritas karya, Kalacemeti Records adalah pintu yang bisa kamu ketuk—bukan untuk jadi terkenal instan, tapi untuk bertumbuh dengan arah yang benar.

KALACEMETI RISET DAN ASET

Jl. Selomerto Madukara #06-07

Jagalan, Selomerto, Wonosobo

Jawa Tengah - 56361, Indonesia

© 2024 Kalacemeti.

KALACEMETI RISET DAN ASET

Jl. Selomerto Madukara #06-07

Jagalan, Selomerto, Wonosobo

Jawa Tengah - 56361, Indonesia

© 2024 Kalacemeti.

KALACEMETI RISET DAN ASET

Jl. Selomerto Madukara #06-07

Jagalan, Selomerto, Wonosobo

Jawa Tengah - 56361, Indonesia

© 2024 Kalacemeti.